Selasa, 11 Juni 2013

Cyber Community




Keuntungan dan Kerugian bagi Cyber Community
Deanda Dewindaru
(1206205332)
            Manusia adalah bagian dari masyarakat yang tidak dapat dipisahkan, karena manusia membutuhkan masyarakat untuk mengisi kekosongan yang ada dalam dirinya. Menurut Martin Heidegger seorang filsuf Jerman, alasan manusia berkomunikasi dengan yang lainnya adalah pada awalnya manusia mengalami kekosongan dan manusia berkomunikasi dengan masyarakat untuk mengisi kekosongannya. Kemudian, terdapat sebuah aksioma dalam komunikasi yaitu “You Cannot Not Communicate (Anda tidak dapat untuk tidak berkomunikasi)”[1].  Maka dari itu, kita tidak dapat menghindari untuk tidak berkomunikasi karena sangat penting dalam kehidupan kita.
Dalam berkomunikasi, dibutuhkan komponen-komponen agar dapat terjalinnya hubungan, diantaranya yaitu speaker, message, medium dan audience. Speaker adalah pemberi suatu pesan ke orang lain, message adalah pesan yang dikirimkan oleh pemberi pesan ke penerima pesan, medium merupakan sebagai media untuk menghantarkan pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan, sedangkan audience adalah penerima pesan. Model komunikasi tersebut merupakan model komunikasi Aristoteles dan model komunikasi yang pertama di sejarah perkembangan model komunikasi[2] . Elemen-elemen dalam komunikasi lainnya adalah noise (gangguan atau derai), feedback (umpan balik).
Pada awalnya masyarakat berkomunikasi melalui tatap muka. Tetapi, seiring perkembangan waktu, masyarakat berkomunikasi tidak secara tatap muka, melainkan melalui jaringan nirkabel. Salah satunya adalah internet. Perkembangan internet dimulai ketika Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengembangkan Internet pada tahun 1969 antara kemiliteran dengan sektor privat[3]. Lalu, pada jaman ini, internet dapat digunakan dalam bidang apapun, tidak hanya untuk militer, tetapi dapat digunakan sebagai media hiburan.
Kemudian, terdapat wadah untuk melakukan chatting yang pertama di dunia maya bernama Internet Relay Chat (IRC).  Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun sesudahnya pengguna kembali melonjak 10 kali lipat sekitar 100.000 pengguna terhubung.
Pada tahun 1990 bisa di anggap tahun yang paling bersejarah dalam dunia internet, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau Worl Wide Web. Aplikasi World Wide Web (WWW) ini menjadi konten yang dinanti semua pengguna internet. WWW membuat semua pengguna dapat saling berbagi bermacam-macam aplikasi dan konten, serta saling mengaitkan materi-materi yang tersebar di internet. Sejak saat itu pertumbuhan pengguna internet meroket menjadi juta[4].
Akhirnya, terciptalah masyarakat komunitas invisible tetapi nyata dari para pengguna internet. Menurut saya mengapa saya katakan invisible tetapi nyata karena eksistensi dari para pengguna terlihat ada tetapi tidak terlihat secara fisik. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai cyber community.  Cyber adalah connected with electronic communication networks, esp the Internet [5] (berhubungan dengan jaringan komunikasi elektronik, lebih tepatnya adalah Internet). Community adalah all the living in one place [6] (semua yang bertempat tinggal dalam satu tempat). Jadi, cyber community adalah masyarakat yang tinggal dalam satu tempat yang sama yaitu di Internet. Maksud dari tinggal tersebut adalah berkomunikasi dan berinteraksi melalui jaringan internet.
            Sebenarnya, apakah menjadi cyber community mendapatkan keuntungan dan kerugian? Tentu saja iya. Tak ayal, komunikasi pun juga semakin kompleks dalam cyber community. Tidak hanya seperti model komunikasi Aristoteles yang begitu lawas, pemberi pesan tidak hanya satu atau dua orang, tetapi terdapat pemberi pesan/speaker/source yang semakin beragam. Hal tersebut dimulai ketika pada era akhir 1980-an dimana tumbuhnya media-media baru bermunculan. Ditambah dengan adanya sosial media yang semakin meraja lela serta jumlah cyber community khusunya di Indonesia terdapat 63 juta pada tahun 2012, 24,23% dari populasi di Indonesia yang sejumlah pada tahun 2011, 2009 dan 2010 para pengguna internet sebanyak 55 juta, 42 juta dan 30 juta. Pengguna internet didominasi oleh usia muda dengan rentang usia 12-34 tahun dengan pori 64,2%. Sedangkan kelompok pengguna internet berusia 20-24 tahun mencapai 15,1% dari total populasi[7]. Cyber community akan semakin meluas jika dilihat dari tahun ke tahun. Pada 2013, menurut perkiraan APJII, pengguna Internet di Indonesia akan mencapai 82 juta atau 30 persen dari jumlah pengguna pada 2012, pada 2014 mencapai 107 juta, dan pada 2015 mencapai 139 juta[8].
Cyber community dapat berkaitan global village. Global village dicetus oleh Marshall McLuhan. Ibarat sebuah desa, global village adalah kampung yang sangat besar, disatukan melalui komunikasi dan di dalamnya terdapat masyarakatnya, cyber community. Pada essay ini, saya akan lebih menjelaskan dalam keuntungan dan kerugian yang didapatkan oleh cyber community konteks sosial media. Terdapat beberapa situs sosial media di internet, tetapi pada essay ini saya akan menyebutkan 10 situs sosial media, yaitu Facebook, MySpace, Twitter, LinkedIn Ning, Tagged, Classmates, Hi5, MyYearbook, Meetup. Berdasarkan referensi yang saya dapatkan, pengunjung situs sosial media tertinggi perbulannya pada tahun 2010 diraih oleh Facebook yaitu 250.000.000, diikuti oleh MySpace berjumlah 122.000.000, lalu Twitter menduduki peringkat ketiga dengan berjumlah 80.500.000, keempat adalah LinkedIn 50.000.000, Ning 42.000.000, Tagged 30.000.000, Classmates 29.000.000, Hi5 27.000.000, MyYearebook 12.000.000, Meetup 8.000.000. Di Indonesia lebih cenderung memakai Facebook dan Twitter[9].
Sosial media mempunyai beberapa fungsi sosial media yaitu identity, conversations, sharing, presence, relationships, reputation dan groups. Fungsi-fungsi ini diibaratkan sebagai sarang lebah karena saling melengkapi satu sama lain. Cyber community menggunakan sosial media untuk memberikan identitas kepada masyarakat internet. Hal tersebut dapat dijadikan personal branding bagi para cyber community. Lalu, sosial media dapat menjadikan sarana percakapan bagi para cyber community. Selanjutnya, sosial media bagi cyber community digunakan untuk berbagi informasi. Yang keempat adalah sarana sebagai presence. Bagi para pengguna media sosial akan dengan mudah mengetahui keberadaan pengguna lainnya ada di dunia nyata atau di dunia maya melalui akun media sosialnya. Kelima adalah sosial media dapat menjalin hubungan antara para penggunanya. Keenam adalah reputasi. Dengan adanya sosial media, para cyber community dapat mempercayai orang lain melalui konten sosial media orang tersebut. Fungsi terakhir sosial media adalah groups. Dengan adanya sosial media, para cyber community dapat membuat suatu kelompok yang memiliki kepentingan dan ketertarikan yang sama[10].
Para masyarakat dapat berkomunikasi bahkan melakukan kegiatan ekonomi walaupun jarak yang jauh seperti hubungan komunikasi antara ayah saya di Semarang dan saya di Depok. Ayah saya berkerja di Semarang sedangkan saya di Depok. Dapat dihitung dengan jari berapa kali saya bertatap muka langsung dengan ayah saya dalam satu bulan. Dengan adanya Facebook dan kolaborasi dengan skype, aplikasi chatting yang dapat bertatap muka, saya dapat melakukannya dengan ayah saya setiap saat .
Kemudian, dalam kegiatan ekonomi, contoh yang sangat dekat dengan kehidupan saya adalah saya dapat membeli sepatu melalui online shop yang dipercaya. Saya merupakan costumer online shop dari sebuah merk sepatu online yaitu Adorable Shop. Online shop tersebut saya ketahui melaui kakak sepupu saya dan saya melihat testimoni dari konsumen yang sudah membeli. Saya dapat melihat katalog sepatu melalui suatu grup terbuka di Facebook yaitu AdorableProjects Indonesia atau melalui Twitter yaitu @AdorableProject. Jika saya tertarik untuk membeli, saya dapat melakukan kegiatan jual-beli melaui Blackberry Messenger (BBM) dan ketika sudah mencapai persetujuan antara penjual dengan saya, tindakan yang dilakukan oleh saya adalah transfer.
Manfaat lain yang bisa didapatkan oleh cyber community adalah mempublikasikan suatu acara yang akan diselenggarakan. Contohnya adalah BEM FISIP UI, sebuah organisasi yang terdapat di FISIP. Terdapat beberapa acara yang diselenggarakan oleh BEM FISIP, salah satunya adalah LIMAS FISIP UI (Lomba Ilmiah Mahasiswa) yang dilaksanakan oleh Departemen Keilmuan. Cara yang dilakukan oleh panitia LIMAS UI untuk mempublikasikan acara ini yaitu dengan mengadakan kuis berhadiah pulsa melalui sosial media Twitter. Menurut saya cukup efektif, karena dengan mengadakan kuis online berhadiah cukup menarik bagi cyber community, khususunya cyber community di FISIP ditambah dengan pertanyaan kuis yang berkaitan dengan lingkungan yang ada di FISIP. Pemenang dari kuis ini adalah pengguna Twitter yang menjawab pertanyaan tercepat dan tertepat.
Lalu, pengaruh cyber community dalam menegakkan rasa kemanusian dinilai efektif menurut saya, contohnya adalah bagi kehidupan seorang Ibu Prita. Pada tahun 2009 teringat sebuah kasus Pritas dengan RS. Onmi Internasional. Ibu Prita terkena tuduhan atas pencemaran nama baik RS. Onmi Internasional. Padahal, Ibu Prita hanya mengeluhkan pelayanan medis dalam milis e-mail dengan para kerabatnya. Ibu Prita terjerat atas UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Kenyatannya, yang dilakukan Prita justru menyampaikan pesan kepada teman-temannya untuk berhati-hati dengan pelayanan rumah sakit ONMI agar kejadian yang dialaminya tidak terulang pada pasien lain. Bahkan, Ibu tiga anak ini sempat ditahan selama proses penyidikan[11].
Para pengguna sosial media seperti Twitter dan Facebook membuat gerakan “Koin Peduli Prita”. Koin peduli Prita ini diperuntukkan Ibu Prita agar terbebas dari tahanan. Seorang pendiri gerakan ini, Samsul mengatakan latar belakang tercetusnya gerakan ini adalah bentuk simpati terhadap Prita Mulyasari yang divonis harus membayar denda sebesar Rp 204.000.000 [12].Sungguh besar peranan sosial media untuk meggugah cyber community dalam menyelamatkan rasa kemanusiaan di bangsa ini. Berdasarkan laman grup Facebook Koin Peduli Prita yang saya lihat pada awal Juni ini, sebanyak 11.618 pengguna yang menyukai dan mendukung gerakan ini. Menurut prediksi saya, angka tersebut menurun karena kasus tersebut sudah tidak terdengar lagi.
Selanjutnya, peran sosial media bagi politk pada detik ini sangat penting. Sosial media dapat dijadikan wadah kampanye yang murah tapi efektif. Menurut sumber yang saya dapatkan, Ketua DPP PAN Bima Arya mengatakan sosial media (sosmed) bisa menjadi salah satu alternatif penting dalam memperkuat fungsi partai politik seperti sosialisasi kebijakan dan menyerap aspirasi. Menurut dia, sosial media telah mengubah komunikasi politik menjadi lebih egaliter dan lebih demokratis. Selain itu juga memberikan komunikasi dua arah tanpa penghalang. Untuk itu, komunikasi ini menjadi peluang bagi partai politik untuk menyerap aspirasi dan mengetahui penilaian masyarakat terhadap isu-isu yang berkembang[13].
Berdasarkan keterangan yang telah disebutkan bahwa media sosial merupakan wadah untuk mengomunikasikan antara parpol dengan cyber community di Indonesia. Salah satu contohnya adalah ketika pemilihan walikota di tempat tinggal saya, Bekasi, sepasang kandidat berkampanye melalui media sosial yaitu Twitter dengan nama akun @BeritaBekasi. Di dalam media sosial tersebut, tidak hanya soal berkampanye, tetapi akun tersebut memberikan informasi tentang informasi yang terdapat di Bekasi.
Tetapi, tidak hanya keuntungan yang didapatkan oleh cyber community, kerugian pun pula didapatkan. Kerugian yang didapatkan seperti penipuan, penculikan, ketergantungan kepada internet, membuat masyarakat malas membaca buku dan menjauhkan yang dekat, mendekatkan yang jauh. Kerugian pertama yang didapatkan oleh cyber community adalah penipuan. Sudah tak asing lagi banyaknya penipuan online di internet, salah satunya adalah online shop. Penipuan hal ini tak hanya merugikan dari pihak pembeli, pihak penjual juga pernah terkena kasus penipuan. Contohnya adalah teman saya yang memiliki online shop pernak-pernik wanita dan tas wanita bernama Like Keni Shop. Dia berkata kepada saya bahwa terdapat seorang pembeli yang hanya membayar 50% dari harga yang dijual, padahal, pembeli tersebut sudah berjanji akan melunasi pembayaran ketika produk sudah didapatkan olehnya. Tetapi, ketika teman saya sudah mengirimkan produknya, pembelinya tidak dapat dihubungi lagi dan tidak membayar sisa pembayaran.
Kemudian, contoh penipuan online yang pernah terjadi pada pembeli yaitu seorang senior di FISIP, Maya Susanti HI 2009. Dia pernah membeli suatu produk di online shop yang disarankan oleh temannya. Tetapi, setelah satu bulan pemesanan produk dan melakukan transfer, pendiri gerakan ISAFIS (Indoensian Student Association for International Studies)  ini tidak mendaptkan produk yang diinginkannya. Akhirnya dia melaporkan peristiwa ini kepada pihak yang berwajib yaitu polisi. Sayangnya, kasus seperti ini susah dilacak siapa tersangkanya.
Contoh kasus yang lainnya adalah seorang kerabat saya bernama Annisa Nur Pratiwi. Dia pernah membeli suatu produk masker wajah di online shop seharga Rp 75.000. Annisa sudah mentransfer ke online shop tersebut dan toko tersebut berkata bahwa 3 hari akan dikirim. Tetapi, setelah seminggu proses transaksi jual beli, produk pun tak kunjung diterima oleh Annisa. Kemudian, dia bertanya kepada admin online shop tersebut berapa nomor resi pengiriman produknya. Admin online shop tersebut tidak memberikan nomor resi dan berjanji kepada Annisa bahwa produknya akan sampai di tangan Annisa. Keesokan harinya, kontak BBM Annisa dihapus oleh online shop tersebut dia mengalami kerugian. Nomor handpone yang diberikan oleh admin toko tersebut ternyata tidak dapat dihubungi lagi oleh Annisa.
Penipuan informasi juga bisa didapatkan melalui sosial media. Hal seperti itu disebut hoax. Berdasarkan film dokumenter yang saya tonton berjudul linimassa2 yang diproduksi oleh ICT Watch dan WatchDoc, pemberitaan sosial media mengenai kasus kericuhan Ambon bulan 11 September 2012, seakan-akan situasi Ambon sangat membara dan terdapat informasi yang tidak benar tersebar luas di sosial media. Terdapat isu bahwa di Ambon dan Masjid terbakar atau terjadi korban pembunuhan, sedangkan, pada faktanya ketika Almas (narasumber pada film tersebut) di Ambon hal tersebut tidak terjadi [14].
Lalu, kerugian yang pernah terjadi di kalangan cyber community adalah penculikan melalui sosial media. Pada bulan Januari-Februari 2010, terdapat 7 kasus penculikan via Facebook menurut sekjen komnas PA, Arist Merdeka Sirait pada seminar internet sehat bertajuk 'Antisipasi Penyalahgunaan Situs Jejaring sosial' di FX plaza Jakarta, Selasa (23/2/1010)[15].
Terdapat sebuah kasus penculikan yang terjadi di Facebook. Kisah ini berawal ketika seorang siswi SMA di Penjaringan, Jakarta Utara, berkenalan dengan seorang fotografer Brian Harry alias Michael sebulan yang lalu lewat Facebook. Keduanya lalu bertukar pin BB. Setelah pertukaran ini komunikasi keduanya makin intens. Harry berjanji mengorbitkan korban menjadi model terkenal.
Tak disangka, Harry memiliki niat jahat. Dia membawa kabur korban pada 28 September 2012. Saat itu Harry datang ke sekolah siswi SMA itu dengan menggunakan mobil BMW. Harry kemudian meminta izin pada guru sekolah itu dan mengatakan siswi ini harus pulang karena ada keluarganya yang meninggal. Ternyata dia tidak dibawa pulang tapi malah dibawa kabur selama 11 hari. Mereka menginap dari hotel ke hotel dan ke kost pelaku. Saat dilarikan ini korban juga sempat difoto bugil oleh Harry. Korban juga sempat ditawarkan (dijual) ke pihak-pihak lain.
Setelah dilakukan penyelidikan oleh polisi akhirnya pada 8 Oktober Harry ditangkap di Jalan Tanjung Duren X, Tanjung Duren, Jakarta Barat. Polisi juga menemukan korban dan menyita mobil BMW B 1673 Q milik tersangka. Ketika kameranya dibuka polisi, tak dinyana ada foto perempuan-perempuan bugil lainnya selain korban[16].
Menurut saya, penculikan rawan terjadi kepada remaja putri karena umumnya mereka memberikan informasi mengenai pribadi mereka. Selain itu, emosi mereka masih dikatakan labil yang mudah terbujuk rayuan oleh siapapun. Seharusnya orang tua memantau apa yang dilakukan oleh anank mereka, tetapi tidak juga membatasi penggunaan internet.
Kerugian yang didapat cyber community selanjutnya adalah kecanduan akan pemakaian internet. Pada jaman sekarang, mayoritas masyarakat diibaratkan lebih memilih ketinggalan dompet daripada ketinggalan gadget mereka. Hal itu disebut Internet Addiction Disorder (IAD) atau gangguan kecanduan internet meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi online, game online, chatting dan lain-lain[17]. Mereka seolah-olah tidak mempedulikan dunia nyata mereka, dan hanya berfokus kepada dunia maya.
Dampak dari kecanduan internet juga tidak main-main. Mulai dari dipecat dari pekerjaan, perceraian, atau kecelakaan mobil akibat menyetir sambil menulis SMS atau chatting. Beberapa orang juga dilaporkan meninggal gara-gara main video game selama beberapa hari nonstop. Akibat posisi duduk yang tak berubah-ubah, mereka mengalami penyumbatan pembuluh darah[18]. Selain itu, browsing internet  selama berjam-jam menyebabkan munculnya 'mood negatif' pada pelakunya dan sama halnya dengan pecandu obat-obatan, suasana hati 'pecandu' internet baru akan membaik jika mereka kembali bermain internet[19].
Sosial media dapat memecahkan konsentrasi kerja ketika cyber community melakukan pekerjaanya sembari membuka sosial media. Para ilmuwan dari Michigan State University melakukan penelitian terhadap 300 orang untuk menyelesaikan suatu prosedur yang berbasis urutan pada komputer. Kemudian peneliti mengamati seberapa besar pengaruh gangguan ringan selama tes terhadap tingkat kesalahan pengerjaan. Hasilnya menunjukkan bahwa gangguan singkat, meski hanya berlangsung sekitar 3 detik saja dapat meningkatkan kesalahan hingga 2 kali lipat[20].
Tak bisa dipungkiri bahwa hal tersebut terjadi di lingkungan sekitar. Saya akan menceritakan pengalaman saya tentang hal ini. Saya akui pengaruh sosial media sangatlah besar bahkan saya dapat dikatakan sebagai social media addicted. Saya sering mengerjakan tugas sembari membuka sosial media.  Tetapi, tugas yang saya kerjakan tak kunjung cepat selesai karena sosial media yang sangat “menggoda” saya. Akhirnya saya mencoba untuk tidak membuka sosial media selama seminggu dan tidak membuka sosial media ketika mengerjakan tugas. Awalnya sangat susah bagi saya untuk menahan tidak membuka sosial media. Saya merasa gelisah dan adanya rasa cemas. Seiring berjalannya waktu, saya menjadi terbiasa dengan tidak membuka sosial media ketika mengerjakan tugas.
Sebenarnya. masyarakat membuat teknologi khususnya internet untuk memudahkan kegiatan sehari-harinya. Masyarakat memilih teknologi apa yang digunakan agar efisien dan efektif. Hal tersebut dikatakan sebagai social construction technology. Maksud dari social construction adalah masyarakat yang mengkonstruksikan sendiri apa yang dipakai dalam budayanya. Tetapi, teknologi justru sebaliknya “memperalat” masyarakat agar tunduk padanya. Hal itu disebut determinism technology. Masyarakat sangat tergantung dengan teknologi yang digunakannya[21].
Kerugian dari sosial media, internet dan kawan-kawannya adalah budaya membaca buku semakin menurun di kalangan cyber society. Contoh yang mudah adalah ketika saya mencari sumber referensi untuk mengerjakan tugas, saya cenderung mencarinya di Internet dibandingkan di buku. Hal serupa tidak hanya terjadi kepada saya, tetapi beberapa teman saya mengalami hal yang lama. Kemudahan dalam mengakses internet membuat saya memilih internet sebagai sumber referensi saya. Bahkan, dalam mencari berita, saya lebih menggunakan sosial media seperti Twitter untuk mendapatkan informasi yang actual dengan cara mengikuti akun Twitter kompas.com, detik.com, antaranews.com dan lain-lain, dibandingkan dengan saya membeli koran.
Kerugian lain yang didapatkan oleh cyber community adalah menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Ini dapat dijadikan keutungan pula, tetapi dapat menjadi kerugian. Ketika kita sedang berkomunikasi secara langsung kepada seseorang ataupun suatu kelompok, kita malah lebih fokus kepada komunikasi virtual dibandingkan dengan komunikasi yang nyata. Intensitas untuk berkomunikasi tatap muka bahkan cenderung sedikit dibandingkan dengan komunikasi melalui internet atau sosial media. Sedangkan, komunikasi tatap muka mempunyai esensi yang lebih jauh dibandingkan komunikasi virtual. Komunikasi dengan bertatap muka memberikan komponen yang penting lainnya seperti komunikasi non verbal. Contoh dari komuikasi non-verbal  adalah  paralanguange, penampilan (wajah, bentuk fisik, tatap mata, pakaian, pupil mata, aksesoris, rambut, artifak), gestura, sentuhan, odor dan icon.
Bahkan, sosial media bagi cyber community juga berdampak tidak baik bagi hubungan pertemanan. Peristiwa ini dialami oleh teman saya. Hubungan dia (I) dan teman saya yang lain (J) pada dunia nyata sebenarnya cukup dikatakan tidak bermasalah. Tetapi, di Twitter, teman saya tidak mengikuti (unfollow) lagi akun teman saya dikarenakan konten sosial media teman saya hanya berisikan curahan hati semata yang tidak memberikan esensi apapun atau disebut curhatan ABG. Prinsip si I yaitu  follow your interest, not  follow your friend.  Lantas, teman saya yang tidak diikuti lagi marah kepada teman saya karena hal tersebut dengan menyindirnya di Twitter.
Dari beberapa keuntungan dan kerugian yang telah disebut, terdapatkan solusi untuk meminimalisasi kerugian. Pertama, cyber community harus memiliki kemampuan media literacy. Media literacy is the ability to interpret mindfully the positive and negative meaning and effect one encounters is media (media literasi adalah kemampuan untuk menginterpretasikan penuh dengan perhatian efek positif dan negatif dalam menghadapi suatu media)[22]. Cyber community harus berfikir secara kritis, apakah informasi yang para cyber community terima merupakan fakta atau hanya sebagai kabar burung. Cyber community harus memeriksa terlebih dahulu berdasarkan sumber-sumber yang lain. Jika hal tersebut memiliki nilai kebenarannya, cyber community dapat membagi informasi yang didapatkan kepada orang lain. Dalam sosial media, cara yang dilakukan Twitter dengan me-retweet.
Kemudian, para cyber community diharapkan tidak memberikan atau menampilkan informasi pribadi di dunia maya karena hal tersebut merupakan peluang bagi penjahat untuk beraksi. Sebaiknya para cyber community tidak mencantumkan nomor telepon, alamat rumah karena hal tersebut dapat membahayakan. Tak luput kepada orang tua memantau apa yang dilakukan oleh buah hatinya, jangan sampai peristiwa yang tidak diinginkan terjadi.
Solusi yang saya berikan selanjutnya adalah menjalani kegiatan atau aktivitas yang bermanfaat agar tidak terlalu banyak waktu luang yang terbuang dan hanya diisi untuk online semata tanpa menghasilkan manfaat. Selain mendapatkan ilmu dari kegiatan atau aktivitas tersebut, kita dapat memperluas jaringan pertemanan kita dengan yang lain. Maka dari itu, jadilah cyber community yang pandai dengan menggunakan internet dan sosial media secara cerdas.

Referensi
Buku

1.      Gamble, T. K., M. Gamble, Communication Works Eighth Edition. New York: Mc Graw Hill, 2005
2.      Ruben, B. D., & Stewart, L. P, Communication and Human Behavior. Boston: Pearson Education, Inc, 2006
3.      Fang, Irving, A History of Mass Communication Six Information Revolutions.  Boston: Focal Press, 1997
4.      Bull, Victoria, Oxford Learner’s Pocket Dictionary Fourth Edition. New York: Oxford University Press, 2008
5.      Sauerbier, Rachel A., “Social Networking” Chapter 20. In Communication Technology Update and Fundamentals. Boston:Focal Press, 2010
6.      Patrut, Monica, Bodgan Patrut, Social Media in Higher Education: Teaching in Web 2. 0. Hershey, PA : IGI Global, 2013
7.      Browning, Larry D., et al., Information and Communication Technology in Action : Linking Theory and Narratives of Practice/New York : CBS Press, 2005

Website

1.      Anonim. Sejarah Internet Perkembangan Teknologi Internet. Diakses pada tanggal 21 Mei 2013 dari http://www.stylepote.com/2013/05/sejarah-internet-perkembangan-teknologi-internet.html
2.      Ningrum, Dewi Widya (12 Desember 2012). Pengguna Internet Indonesia Capai 63 Juta.Diakses pada tanggal 28 Mei 2013 dari http://tekno.liputan6.com/read/467387/2012-pengguna-internet-indonesia-capai-63-juta
3.      Tarmizi, Tasrief (18 Mei 2013). Social Media Dapat Perkuat Fungsi Parpol. Diakses pada tanggal 1 Juni 2013 dari http://www.antaranews.com/berita/369920/sosial-media-dapat-perkuat-fungsi-parpol
4.      Sufa, Ira Guslina (17 September 2012). Prita Mulsyasari Dinyatakan Tidak bersalah. Diakses 1 Juni 2013 dari http://www.tempo.co/read/news/2012/09/17/078430099/Prita-Mulyasari-Dinyatakan-Tak-Bersalah
5.      WAH (4 Desember 2008). Koin Peduli Prita Butuh 2,5 Ton Recehan. Diakses pada tanggal 1 Juni 2013 dari http://megapolitan.kompas.com/read/2009/12/04/19465569/Koin.Peduli.Prita.Butuh.2.5.Ton.Recehan
6.      Edwin, Nala (11 Oktober 2012).  Ini 4 Penculikan Remaja Putri oleh Kenalan di Facebook. Diakses pada tanggal 1 Juni 2013 dari http://news.detik.com/read/2012/10/11/152955/2060296/10/2/ini-4-penculikan-remaja-putri-oleh-kenalan-di-Facebook#bigpic,
7.      Amarildo (4 Maret 2010). Waspadai Gangguan Kecanduan Internet Sejak Dini. Diakses pada tanggal 2 Juni 2013 dari http://ictwatch.com/internetsehat/010/03/04/waspadai-gangguan-kecanduan-internet-sejak-dini/  
8.      AN (4 September 2009). Kecanduan Internet Ikut Rehabilitasi Saja. Diakses pada tanggal 2 Juni 2013 dari http://kesehatan.kompas.com/read/2009/09/04/11040257/kecanduan.internet.ikut.rehabilitasi.saja
9.      Sativa, Rahmah Laili (19 Februari 2013). Terlalu Lama Main Internet Munculkan Efek Seperti Sakaw. Diakses pada 2 Juni 2013 dari http://health.detik.com/read/2013/02/19/192352/2174459/763/terlalu-lama-main-internet-munculkan-efek-seperti-sakaw?l771108bcj
10.  Mayasari, Linda (11 Januari 2013).  Nge-tweet & Update Status Facebook Bisa Memecah Konsentrasi Kerja. Diakses pada tanggal 2 Juni 2013 dari http://health.detik.com/read/2013/01/11/143000/2139694/763/ltigtnge-tweetlt-igt-amp-update-status-Facebook-bisa-memecah-konsentrasi-kerja?l771108bcj

Video
1.      Diakses pada tanggal 1 Juni 2013, film dokumenter LINIMASSA2 http://www.youtube.com/watch?v=GAFu2hWiB7k


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendapatmu adalah Pahalamu :)