Keuntungan dan Kerugian bagi Cyber Community
Deanda Dewindaru
(1206205332)
Manusia adalah bagian dari
masyarakat yang tidak dapat dipisahkan, karena manusia membutuhkan masyarakat
untuk mengisi kekosongan yang ada dalam dirinya. Menurut Martin Heidegger
seorang filsuf Jerman, alasan manusia
berkomunikasi dengan yang lainnya adalah pada awalnya manusia mengalami
kekosongan dan manusia berkomunikasi dengan masyarakat untuk mengisi
kekosongannya. Kemudian, terdapat sebuah aksioma dalam komunikasi yaitu “You Cannot Not Communicate (Anda tidak
dapat untuk tidak berkomunikasi)”[1]. Maka dari itu, kita tidak dapat menghindari
untuk tidak berkomunikasi karena sangat penting dalam kehidupan kita.
Dalam
berkomunikasi, dibutuhkan komponen-komponen agar dapat terjalinnya hubungan,
diantaranya yaitu speaker, message,
medium dan audience. Speaker adalah
pemberi suatu pesan ke orang lain, message
adalah pesan yang dikirimkan oleh pemberi pesan ke penerima pesan, medium merupakan sebagai media untuk
menghantarkan pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan, sedangkan audience adalah penerima pesan. Model
komunikasi tersebut merupakan model komunikasi Aristoteles dan model komunikasi
yang pertama di sejarah perkembangan model komunikasi[2] .
Elemen-elemen dalam komunikasi lainnya adalah noise (gangguan atau derai),
feedback (umpan balik).
Pada
awalnya masyarakat berkomunikasi melalui tatap muka. Tetapi, seiring
perkembangan waktu, masyarakat berkomunikasi tidak secara tatap muka, melainkan
melalui jaringan nirkabel. Salah satunya adalah internet. Perkembangan internet
dimulai ketika Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengembangkan Internet
pada tahun 1969 antara kemiliteran dengan sektor privat[3].
Lalu, pada jaman ini, internet dapat digunakan dalam bidang apapun, tidak hanya
untuk militer, tetapi dapat digunakan sebagai media hiburan.
Kemudian,
terdapat wadah untuk melakukan chatting yang
pertama di dunia maya bernama Internet
Relay Chat (IRC). Tahun 1988, Jarko
Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet
Relay Chat. Setahun sesudahnya pengguna kembali melonjak 10 kali lipat sekitar
100.000 pengguna terhubung.
Pada
tahun 1990 bisa di anggap tahun yang paling bersejarah dalam dunia internet,
ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa
menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk
jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau Worl Wide Web. Aplikasi
World Wide Web (WWW) ini menjadi konten yang dinanti semua pengguna internet.
WWW membuat semua pengguna dapat saling berbagi bermacam-macam aplikasi dan
konten, serta saling mengaitkan materi-materi yang tersebar di internet. Sejak
saat itu pertumbuhan pengguna internet meroket menjadi juta[4].
Akhirnya,
terciptalah masyarakat komunitas invisible
tetapi nyata dari para pengguna
internet. Menurut saya mengapa saya katakan invisible tetapi nyata karena
eksistensi dari para pengguna terlihat ada tetapi tidak terlihat secara fisik.
Hal tersebut dapat dikatakan sebagai cyber
community. Cyber adalah connected with electronic communication networks, esp the Internet [5] (berhubungan dengan jaringan komunikasi elektronik, lebih
tepatnya adalah Internet). Community adalah
all the living in one place [6] (semua yang bertempat tinggal dalam satu tempat). Jadi, cyber community adalah masyarakat yang
tinggal dalam satu tempat yang sama yaitu di Internet. Maksud dari tinggal
tersebut adalah berkomunikasi dan berinteraksi melalui jaringan internet.
Sebenarnya, apakah menjadi cyber community mendapatkan keuntungan
dan kerugian? Tentu saja iya. Tak ayal, komunikasi pun juga semakin kompleks
dalam cyber community. Tidak hanya
seperti model komunikasi Aristoteles yang begitu lawas, pemberi pesan tidak
hanya satu atau dua orang, tetapi terdapat pemberi pesan/speaker/source yang semakin beragam. Hal tersebut dimulai ketika
pada era akhir 1980-an dimana tumbuhnya media-media baru bermunculan. Ditambah
dengan adanya sosial media yang semakin meraja lela serta jumlah cyber community khusunya di Indonesia terdapat 63 juta pada
tahun 2012, 24,23% dari populasi di Indonesia yang sejumlah pada tahun 2011,
2009 dan 2010 para pengguna internet sebanyak 55 juta, 42 juta dan 30 juta.
Pengguna internet didominasi oleh usia muda dengan rentang usia 12-34 tahun dengan
pori 64,2%. Sedangkan kelompok pengguna internet berusia 20-24 tahun mencapai
15,1% dari total populasi[7]. Cyber community akan semakin meluas jika
dilihat dari tahun ke tahun. Pada 2013, menurut
perkiraan APJII, pengguna Internet di Indonesia akan mencapai 82 juta atau 30
persen dari jumlah pengguna pada 2012, pada 2014 mencapai 107 juta, dan pada
2015 mencapai 139 juta[8].
Cyber community
dapat berkaitan global village.
Global village dicetus oleh Marshall McLuhan. Ibarat sebuah desa, global village adalah kampung yang
sangat besar, disatukan melalui komunikasi dan di dalamnya terdapat
masyarakatnya, cyber community. Pada
essay ini, saya akan lebih menjelaskan dalam keuntungan dan kerugian yang
didapatkan oleh cyber community
konteks sosial media. Terdapat beberapa situs sosial media di internet, tetapi
pada essay ini saya akan menyebutkan 10 situs sosial media, yaitu Facebook, MySpace, Twitter, LinkedIn Ning,
Tagged, Classmates, Hi5, MyYearbook, Meetup. Berdasarkan referensi yang
saya dapatkan, pengunjung situs sosial media tertinggi perbulannya pada tahun
2010 diraih oleh Facebook yaitu
250.000.000, diikuti oleh MySpace
berjumlah 122.000.000, lalu Twitter
menduduki peringkat ketiga dengan berjumlah 80.500.000, keempat adalah LinkedIn 50.000.000, Ning 42.000.000, Tagged 30.000.000, Classmates
29.000.000, Hi5 27.000.000, MyYearebook 12.000.000, Meetup 8.000.000. Di Indonesia lebih
cenderung memakai Facebook dan Twitter[9].
Sosial media mempunyai beberapa fungsi sosial media yaitu identity, conversations, sharing, presence,
relationships, reputation dan groups.
Fungsi-fungsi ini diibaratkan sebagai sarang lebah karena saling melengkapi
satu sama lain. Cyber community menggunakan
sosial media untuk memberikan identitas
kepada masyarakat internet. Hal tersebut dapat dijadikan personal branding bagi para cyber
community. Lalu, sosial media dapat menjadikan sarana percakapan bagi para cyber
community. Selanjutnya, sosial media bagi cyber community digunakan untuk berbagi informasi. Yang keempat adalah sarana sebagai presence.
Bagi para pengguna media sosial akan dengan mudah mengetahui keberadaan
pengguna lainnya ada di dunia nyata atau di dunia maya melalui akun media
sosialnya. Kelima adalah sosial media dapat menjalin hubungan antara para penggunanya. Keenam adalah reputasi. Dengan adanya sosial media,
para cyber community dapat
mempercayai orang lain melalui konten sosial media orang tersebut. Fungsi
terakhir sosial media adalah groups. Dengan adanya sosial media,
para cyber community dapat membuat
suatu kelompok yang memiliki kepentingan dan ketertarikan yang sama[10].
Para
masyarakat dapat berkomunikasi bahkan melakukan kegiatan ekonomi walaupun jarak
yang jauh seperti hubungan komunikasi antara
ayah saya di Semarang dan saya di Depok. Ayah saya berkerja di Semarang
sedangkan saya di Depok. Dapat dihitung dengan jari berapa kali saya bertatap
muka langsung dengan ayah saya dalam satu bulan. Dengan adanya Facebook dan kolaborasi dengan skype, aplikasi chatting yang dapat bertatap muka, saya dapat melakukannya dengan
ayah saya setiap saat .
Kemudian,
dalam kegiatan ekonomi, contoh yang sangat dekat dengan kehidupan saya adalah
saya dapat membeli sepatu melalui online
shop yang dipercaya. Saya merupakan costumer
online shop dari sebuah merk sepatu online yaitu Adorable Shop. Online shop tersebut saya ketahui melaui
kakak sepupu saya dan saya melihat testimoni dari konsumen yang sudah membeli.
Saya dapat melihat katalog sepatu melalui suatu grup terbuka di Facebook yaitu AdorableProjects
Indonesia atau melalui Twitter yaitu
@AdorableProject. Jika saya tertarik untuk membeli, saya dapat melakukan
kegiatan jual-beli melaui Blackberry Messenger (BBM) dan ketika sudah mencapai
persetujuan antara penjual dengan saya, tindakan yang dilakukan oleh saya
adalah transfer.
Manfaat
lain yang bisa didapatkan oleh cyber
community adalah mempublikasikan suatu acara yang akan diselenggarakan.
Contohnya adalah BEM FISIP UI, sebuah organisasi yang terdapat di FISIP.
Terdapat beberapa acara yang diselenggarakan oleh BEM FISIP, salah satunya
adalah LIMAS FISIP UI (Lomba Ilmiah Mahasiswa) yang dilaksanakan oleh
Departemen Keilmuan. Cara yang dilakukan oleh panitia LIMAS UI untuk
mempublikasikan acara ini yaitu dengan mengadakan kuis berhadiah pulsa melalui
sosial media Twitter. Menurut saya
cukup efektif, karena dengan mengadakan kuis online berhadiah cukup menarik bagi cyber community, khususunya cyber
community di FISIP ditambah dengan pertanyaan kuis yang berkaitan dengan
lingkungan yang ada di FISIP. Pemenang dari kuis ini adalah pengguna Twitter yang menjawab pertanyaan
tercepat dan tertepat.
Lalu,
pengaruh cyber community dalam
menegakkan rasa kemanusian dinilai efektif menurut saya, contohnya adalah bagi
kehidupan seorang Ibu Prita. Pada
tahun 2009 teringat sebuah kasus Pritas dengan RS. Onmi Internasional. Ibu
Prita terkena tuduhan atas pencemaran nama baik RS. Onmi Internasional.
Padahal, Ibu Prita hanya mengeluhkan pelayanan medis dalam milis e-mail dengan para kerabatnya. Ibu Prita
terjerat atas UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Kenyatannya, yang
dilakukan Prita justru menyampaikan pesan kepada teman-temannya untuk
berhati-hati dengan pelayanan rumah sakit ONMI agar kejadian yang dialaminya
tidak terulang pada pasien lain. Bahkan, Ibu tiga anak ini sempat ditahan
selama proses penyidikan[11].
Para
pengguna sosial media seperti Twitter
dan Facebook membuat gerakan “Koin
Peduli Prita”. Koin peduli Prita ini diperuntukkan Ibu Prita agar terbebas dari
tahanan. Seorang pendiri gerakan ini, Samsul mengatakan latar belakang
tercetusnya gerakan ini adalah bentuk simpati terhadap Prita Mulyasari yang
divonis harus membayar denda sebesar Rp 204.000.000 [12].Sungguh
besar peranan sosial media untuk meggugah cyber
community dalam menyelamatkan rasa kemanusiaan di bangsa ini. Berdasarkan
laman grup Facebook Koin Peduli Prita
yang saya lihat pada awal Juni ini, sebanyak 11.618 pengguna yang menyukai dan
mendukung gerakan ini. Menurut prediksi saya, angka tersebut menurun karena
kasus tersebut sudah tidak terdengar lagi.
Selanjutnya,
peran sosial media bagi politk pada detik ini sangat penting. Sosial media
dapat dijadikan wadah kampanye yang murah tapi efektif. Menurut sumber yang saya dapatkan, Ketua DPP PAN Bima Arya
mengatakan sosial media (sosmed) bisa menjadi salah satu alternatif penting
dalam memperkuat fungsi partai politik seperti sosialisasi kebijakan dan
menyerap aspirasi. Menurut dia, sosial media telah mengubah komunikasi politik
menjadi lebih egaliter dan lebih demokratis. Selain itu juga memberikan
komunikasi dua arah tanpa penghalang. Untuk
itu, komunikasi ini menjadi peluang bagi partai politik untuk menyerap aspirasi
dan mengetahui penilaian masyarakat terhadap isu-isu yang berkembang[13].
Berdasarkan keterangan yang telah disebutkan bahwa
media sosial merupakan wadah untuk mengomunikasikan antara parpol dengan cyber community di Indonesia. Salah satu
contohnya adalah ketika pemilihan walikota di tempat tinggal saya, Bekasi,
sepasang kandidat berkampanye melalui media sosial yaitu Twitter dengan nama akun @BeritaBekasi. Di dalam media sosial
tersebut, tidak hanya soal berkampanye, tetapi akun tersebut memberikan
informasi tentang informasi yang terdapat di Bekasi.
Tetapi, tidak hanya keuntungan yang didapatkan oleh cyber community, kerugian pun pula
didapatkan. Kerugian yang didapatkan seperti penipuan, penculikan,
ketergantungan kepada internet, membuat masyarakat malas membaca buku dan
menjauhkan yang dekat, mendekatkan yang jauh. Kerugian pertama yang didapatkan
oleh cyber community adalah penipuan.
Sudah tak asing lagi banyaknya penipuan online
di internet, salah satunya adalah online
shop. Penipuan hal ini tak hanya merugikan dari pihak pembeli, pihak
penjual juga pernah terkena kasus penipuan. Contohnya adalah teman saya yang
memiliki online shop pernak-pernik
wanita dan tas wanita bernama Like Keni Shop. Dia berkata kepada saya bahwa
terdapat seorang pembeli yang hanya membayar 50% dari harga yang dijual,
padahal, pembeli tersebut sudah berjanji akan melunasi pembayaran ketika produk
sudah didapatkan olehnya. Tetapi, ketika teman saya sudah mengirimkan
produknya, pembelinya tidak dapat dihubungi lagi dan tidak membayar sisa
pembayaran.
Kemudian, contoh penipuan online yang pernah terjadi
pada pembeli yaitu seorang senior di FISIP, Maya Susanti HI 2009. Dia pernah
membeli suatu produk di online shop
yang disarankan oleh temannya. Tetapi, setelah satu bulan pemesanan produk dan
melakukan transfer, pendiri gerakan ISAFIS (Indoensian Student Association for
International Studies) ini tidak
mendaptkan produk yang diinginkannya. Akhirnya dia melaporkan peristiwa ini
kepada pihak yang berwajib yaitu polisi. Sayangnya, kasus seperti ini susah
dilacak siapa tersangkanya.
Contoh kasus yang lainnya adalah seorang kerabat
saya bernama Annisa Nur Pratiwi. Dia pernah membeli suatu produk masker wajah
di online shop seharga Rp 75.000.
Annisa sudah mentransfer ke online shop tersebut dan toko tersebut
berkata bahwa 3 hari akan dikirim. Tetapi, setelah seminggu proses transaksi
jual beli, produk pun tak kunjung diterima oleh Annisa. Kemudian, dia bertanya
kepada admin online shop tersebut
berapa nomor resi pengiriman produknya. Admin online shop tersebut tidak memberikan nomor resi dan berjanji
kepada Annisa bahwa produknya akan sampai di tangan Annisa. Keesokan harinya,
kontak BBM Annisa dihapus oleh online
shop tersebut dia mengalami kerugian. Nomor handpone yang diberikan oleh
admin toko tersebut ternyata tidak dapat dihubungi lagi oleh Annisa.
Penipuan informasi juga bisa didapatkan melalui
sosial media. Hal seperti itu disebut hoax. Berdasarkan film dokumenter yang
saya tonton berjudul linimassa2 yang diproduksi oleh ICT Watch dan WatchDoc,
pemberitaan sosial media mengenai kasus kericuhan Ambon bulan 11 September
2012, seakan-akan situasi Ambon sangat membara dan terdapat informasi yang
tidak benar tersebar luas di sosial media. Terdapat isu bahwa di Ambon dan
Masjid terbakar atau terjadi korban pembunuhan, sedangkan, pada faktanya ketika
Almas (narasumber pada film tersebut) di Ambon hal tersebut tidak terjadi [14].
Lalu, kerugian yang pernah terjadi di kalangan cyber community adalah penculikan
melalui sosial media. Pada bulan Januari-Februari 2010, terdapat 7 kasus
penculikan via Facebook menurut sekjen
komnas PA, Arist Merdeka Sirait pada seminar internet sehat bertajuk
'Antisipasi Penyalahgunaan Situs Jejaring sosial' di FX plaza Jakarta, Selasa
(23/2/1010)[15].
Terdapat
sebuah kasus penculikan yang terjadi di Facebook.
Kisah ini berawal ketika seorang
siswi SMA di Penjaringan, Jakarta Utara, berkenalan dengan seorang fotografer
Brian Harry alias Michael sebulan yang lalu lewat Facebook. Keduanya lalu bertukar pin BB. Setelah pertukaran ini
komunikasi keduanya makin intens. Harry berjanji mengorbitkan korban menjadi
model terkenal.
Tak disangka, Harry memiliki niat
jahat. Dia membawa kabur korban pada 28 September 2012. Saat itu Harry datang
ke sekolah siswi SMA itu dengan menggunakan mobil BMW. Harry kemudian meminta
izin pada guru sekolah itu dan mengatakan siswi ini harus pulang karena ada
keluarganya yang meninggal. Ternyata dia tidak dibawa pulang tapi malah dibawa
kabur selama 11 hari. Mereka menginap dari hotel ke hotel dan ke kost pelaku.
Saat dilarikan ini korban juga sempat difoto bugil oleh Harry. Korban juga
sempat ditawarkan (dijual) ke pihak-pihak lain.
Setelah dilakukan penyelidikan oleh
polisi akhirnya pada 8 Oktober Harry ditangkap di Jalan Tanjung Duren X,
Tanjung Duren, Jakarta Barat. Polisi juga menemukan korban dan menyita mobil
BMW B 1673 Q milik tersangka. Ketika kameranya dibuka polisi, tak dinyana ada
foto perempuan-perempuan bugil lainnya selain korban[16].
Menurut saya, penculikan rawan
terjadi kepada remaja putri karena umumnya mereka memberikan informasi mengenai
pribadi mereka. Selain itu, emosi mereka masih dikatakan labil yang mudah
terbujuk rayuan oleh siapapun. Seharusnya orang tua memantau apa yang dilakukan
oleh anank mereka, tetapi tidak juga membatasi penggunaan internet.
Kerugian yang didapat cyber community selanjutnya adalah
kecanduan akan pemakaian internet. Pada jaman sekarang, mayoritas masyarakat diibaratkan
lebih memilih ketinggalan dompet daripada ketinggalan gadget mereka. Hal itu disebut Internet Addiction
Disorder (IAD) atau gangguan kecanduan internet meliputi segala macam hal yang
berhubungan dengan internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi
online, game online, chatting dan lain-lain[17].
Mereka seolah-olah tidak mempedulikan dunia nyata mereka, dan hanya berfokus
kepada dunia maya.
Dampak
dari kecanduan internet juga tidak main-main. Mulai dari dipecat dari
pekerjaan, perceraian, atau kecelakaan mobil akibat menyetir sambil menulis SMS
atau chatting. Beberapa orang juga dilaporkan meninggal gara-gara main
video game selama beberapa hari nonstop. Akibat posisi duduk
yang tak berubah-ubah, mereka mengalami penyumbatan pembuluh darah[18]. Selain
itu, browsing internet selama berjam-jam menyebabkan munculnya 'mood
negatif' pada pelakunya dan sama halnya dengan pecandu obat-obatan, suasana
hati 'pecandu' internet baru akan membaik jika mereka kembali bermain internet[19].
Sosial
media dapat memecahkan konsentrasi kerja ketika cyber community melakukan pekerjaanya sembari membuka sosial media.
Para ilmuwan dari Michigan State University melakukan penelitian terhadap 300
orang untuk menyelesaikan suatu prosedur yang berbasis urutan pada komputer.
Kemudian peneliti mengamati seberapa besar pengaruh gangguan ringan selama tes
terhadap tingkat kesalahan pengerjaan. Hasilnya menunjukkan bahwa gangguan
singkat, meski hanya berlangsung sekitar 3 detik saja dapat meningkatkan
kesalahan hingga 2 kali lipat[20].
Tak
bisa dipungkiri bahwa hal tersebut terjadi di lingkungan sekitar. Saya akan
menceritakan pengalaman saya tentang hal ini. Saya akui pengaruh sosial media
sangatlah besar bahkan saya dapat dikatakan sebagai social media addicted. Saya sering mengerjakan tugas sembari
membuka sosial media. Tetapi, tugas yang
saya kerjakan tak kunjung cepat selesai karena sosial media yang sangat
“menggoda” saya. Akhirnya saya mencoba untuk tidak membuka sosial media selama
seminggu dan tidak membuka sosial media ketika mengerjakan tugas. Awalnya
sangat susah bagi saya untuk menahan tidak membuka sosial media. Saya merasa
gelisah dan adanya rasa cemas. Seiring berjalannya waktu, saya menjadi terbiasa
dengan tidak membuka sosial media ketika mengerjakan tugas.
Sebenarnya. masyarakat membuat teknologi khususnya
internet untuk memudahkan kegiatan sehari-harinya. Masyarakat memilih teknologi
apa yang digunakan agar efisien dan efektif. Hal tersebut dikatakan sebagai social construction technology. Maksud
dari social construction adalah
masyarakat yang mengkonstruksikan sendiri apa yang dipakai dalam budayanya.
Tetapi, teknologi justru sebaliknya “memperalat” masyarakat agar tunduk
padanya. Hal itu disebut determinism
technology. Masyarakat sangat tergantung dengan teknologi yang digunakannya[21].
Kerugian dari sosial media, internet dan
kawan-kawannya adalah budaya membaca buku semakin menurun di kalangan cyber society. Contoh yang mudah adalah
ketika saya mencari sumber referensi untuk mengerjakan tugas, saya cenderung
mencarinya di Internet dibandingkan di buku. Hal serupa tidak hanya terjadi
kepada saya, tetapi beberapa teman saya mengalami hal yang lama. Kemudahan
dalam mengakses internet membuat saya memilih internet sebagai sumber referensi
saya. Bahkan, dalam mencari berita, saya lebih menggunakan sosial media seperti
Twitter untuk mendapatkan informasi
yang actual dengan cara mengikuti akun Twitter
kompas.com, detik.com, antaranews.com dan lain-lain, dibandingkan dengan saya
membeli koran.
Kerugian lain yang didapatkan oleh cyber community adalah menjauhkan yang
dekat dan mendekatkan yang jauh. Ini dapat dijadikan keutungan pula, tetapi
dapat menjadi kerugian. Ketika kita sedang berkomunikasi secara langsung kepada
seseorang ataupun suatu kelompok, kita malah lebih fokus kepada komunikasi
virtual dibandingkan dengan komunikasi yang nyata. Intensitas untuk
berkomunikasi tatap muka bahkan cenderung sedikit dibandingkan dengan
komunikasi melalui internet atau sosial media. Sedangkan, komunikasi tatap muka
mempunyai esensi yang lebih jauh dibandingkan komunikasi virtual. Komunikasi dengan
bertatap muka memberikan komponen yang penting lainnya seperti komunikasi non verbal. Contoh dari komuikasi non-verbal adalah paralanguange, penampilan (wajah, bentuk
fisik, tatap mata, pakaian, pupil mata, aksesoris, rambut, artifak), gestura,
sentuhan, odor dan icon.
Bahkan, sosial media bagi cyber community juga berdampak tidak baik bagi hubungan pertemanan.
Peristiwa ini dialami oleh teman saya. Hubungan dia (I) dan teman saya yang
lain (J) pada dunia nyata sebenarnya cukup dikatakan tidak bermasalah. Tetapi,
di Twitter, teman saya tidak
mengikuti (unfollow) lagi akun teman
saya dikarenakan konten sosial media teman saya hanya berisikan curahan hati
semata yang tidak memberikan esensi apapun atau disebut curhatan ABG. Prinsip
si I yaitu follow your interest, not follow
your friend. Lantas, teman saya yang tidak diikuti lagi
marah kepada teman saya karena hal tersebut dengan menyindirnya di Twitter.
Dari
beberapa keuntungan dan kerugian yang telah disebut, terdapatkan solusi untuk meminimalisasi
kerugian. Pertama, cyber community harus
memiliki kemampuan media literacy. Media literacy is the ability to interpret
mindfully the positive and negative meaning and effect one encounters is media (media
literasi adalah kemampuan untuk menginterpretasikan penuh dengan perhatian efek
positif dan negatif dalam menghadapi suatu media)[22]. Cyber community harus berfikir secara
kritis, apakah informasi yang para cyber
community terima merupakan fakta atau hanya sebagai kabar burung. Cyber community harus memeriksa terlebih
dahulu berdasarkan sumber-sumber yang lain. Jika hal tersebut memiliki nilai
kebenarannya, cyber community dapat
membagi informasi yang didapatkan kepada orang lain. Dalam sosial media, cara
yang dilakukan Twitter dengan
me-retweet.
Kemudian,
para cyber community diharapkan tidak
memberikan atau menampilkan informasi pribadi di dunia maya karena hal tersebut
merupakan peluang bagi penjahat untuk beraksi. Sebaiknya para cyber community tidak mencantumkan nomor
telepon, alamat rumah karena hal tersebut dapat membahayakan. Tak luput kepada
orang tua memantau apa yang dilakukan oleh buah hatinya, jangan sampai
peristiwa yang tidak diinginkan terjadi.
Solusi
yang saya berikan selanjutnya adalah menjalani kegiatan atau aktivitas yang
bermanfaat agar tidak terlalu banyak waktu luang yang terbuang dan hanya diisi
untuk online semata tanpa
menghasilkan manfaat. Selain mendapatkan ilmu dari kegiatan atau aktivitas
tersebut, kita dapat memperluas jaringan pertemanan kita dengan yang lain. Maka
dari itu, jadilah cyber community yang
pandai dengan menggunakan internet dan sosial media secara cerdas.
Referensi
Buku
1.
Gamble,
T. K., M. Gamble, Communication Works
Eighth Edition. New York: Mc Graw Hill, 2005
2.
Ruben, B. D., & Stewart, L. P, Communication and Human
Behavior. Boston: Pearson Education, Inc, 2006
3.
Fang,
Irving, A History of Mass Communication
Six Information Revolutions. Boston:
Focal Press, 1997
4.
Bull,
Victoria, Oxford Learner’s Pocket
Dictionary Fourth Edition. New York: Oxford University Press, 2008
5.
Sauerbier,
Rachel A., “Social Networking” Chapter 20. In Communication Technology Update and Fundamentals. Boston:Focal
Press, 2010
6.
Patrut,
Monica, Bodgan Patrut, Social Media in
Higher Education: Teaching in Web 2. 0. Hershey, PA : IGI Global, 2013
7.
Browning,
Larry D., et al., Information and
Communication Technology in Action : Linking Theory and Narratives of Practice/New
York : CBS Press, 2005
Website
1.
Anonim.
Sejarah Internet Perkembangan Teknologi
Internet. Diakses pada tanggal 21 Mei 2013 dari http://www.stylepote.com/2013/05/sejarah-internet-perkembangan-teknologi-internet.html
2.
Ningrum,
Dewi Widya (12 Desember 2012). Pengguna
Internet Indonesia Capai 63 Juta.Diakses pada tanggal 28 Mei 2013 dari http://tekno.liputan6.com/read/467387/2012-pengguna-internet-indonesia-capai-63-juta
3.
Tarmizi,
Tasrief (18 Mei 2013). Social Media Dapat
Perkuat Fungsi Parpol. Diakses pada tanggal 1 Juni 2013 dari http://www.antaranews.com/berita/369920/sosial-media-dapat-perkuat-fungsi-parpol
4.
Sufa,
Ira Guslina (17 September 2012). Prita
Mulsyasari Dinyatakan Tidak bersalah. Diakses 1 Juni 2013 dari http://www.tempo.co/read/news/2012/09/17/078430099/Prita-Mulyasari-Dinyatakan-Tak-Bersalah
5.
WAH
(4 Desember 2008). Koin Peduli Prita
Butuh 2,5 Ton Recehan. Diakses pada tanggal 1 Juni 2013 dari http://megapolitan.kompas.com/read/2009/12/04/19465569/Koin.Peduli.Prita.Butuh.2.5.Ton.Recehan
6.
Edwin,
Nala (11 Oktober 2012). Ini 4 Penculikan Remaja Putri oleh Kenalan di Facebook.
Diakses pada tanggal 1 Juni 2013 dari http://news.detik.com/read/2012/10/11/152955/2060296/10/2/ini-4-penculikan-remaja-putri-oleh-kenalan-di-Facebook#bigpic,
7.
Amarildo
(4 Maret 2010). Waspadai Gangguan
Kecanduan Internet Sejak Dini. Diakses pada tanggal 2 Juni 2013 dari http://ictwatch.com/internetsehat/010/03/04/waspadai-gangguan-kecanduan-internet-sejak-dini/
8.
AN
(4 September 2009). Kecanduan Internet
Ikut Rehabilitasi Saja. Diakses pada tanggal 2 Juni 2013 dari http://kesehatan.kompas.com/read/2009/09/04/11040257/kecanduan.internet.ikut.rehabilitasi.saja
9.
Sativa,
Rahmah Laili (19 Februari 2013). Terlalu
Lama Main Internet Munculkan Efek Seperti Sakaw. Diakses pada 2 Juni 2013
dari http://health.detik.com/read/2013/02/19/192352/2174459/763/terlalu-lama-main-internet-munculkan-efek-seperti-sakaw?l771108bcj
10. Mayasari, Linda (11
Januari 2013). Nge-tweet & Update Status Facebook Bisa Memecah Konsentrasi Kerja. Diakses pada tanggal 2 Juni 2013 dari http://health.detik.com/read/2013/01/11/143000/2139694/763/ltigtnge-tweetlt-igt-amp-update-status-Facebook-bisa-memecah-konsentrasi-kerja?l771108bcj
Video
1. Diakses
pada tanggal 1 Juni 2013, film dokumenter LINIMASSA2 http://www.youtube.com/watch?v=GAFu2hWiB7k
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pendapatmu adalah Pahalamu :)